I'm just a piece of dandelion seed, that flew with the wind, away from where I used to be, to find a place to belong to, but I won't forget who I was
Thursday, December 26, 2013
Not Normal
Sunday, December 1, 2013
The Media
Sunday, November 24, 2013
The Dilemma
"Andai Pak Toni tidak memberi tahu soal lomba ini, aku nggak perlu bingung, harus ikut atau enggak..."
"Memangnya kalau nggak ikut kenapa?"
"Nggak kenapa-kenapa. Tapi rasanya ada yang ngganjel..."
"Bukannya Adik pengin ikut karena mau dapat hadiahnya?"
"Iya sih. Tapi kayanya sulit. Pesertanya banyak, dari seluruh Jawa Tengah. Semua bagus-bagus. Aku merasa harus ikut aja sih..."
Karena tiga tahun terakhir ini, dia dipilih untuk mewakili sekolah di lomba Macapat yang rutin diadakan tiap tahun di Kabupaten. Bukan dia yang ingin. Tapi sekolah butuh anak yang bisa, dan para guru merasa Ir bisa. Maka mereka memanggil pelatih untuk mengajari Ir nembang Macapat. Hasilnya lumayan, bisa berhasil di tingkat kecamatan.
Jadi karena dia merasa punya kemampuan itu, kemampuan yang sangat jarang, dia merasa eman kalau harus melewatkan kesempatan.
Meskipun sadar kali ini kesempatan untuk menang kecil, dia tetap memaksa diri untuk ikut. Dia melepaskan satu hari yang biasanya dipakai untuk berlibur bersama keluarga. Memilih menunggu giliran dia untuk tampil, urutan ke 31 dari 35 peserta. Merasa tertekan oleh rasa gugup dan menjadi saksi suara-suara peserta sebelum dia yang luar biasa.
Sunday, November 3, 2013
Finger Activity
Kemarin kami pergi makan malam di sebuah warung penyetan. Usai memesan, aku meminta HP yang dipegang Dan, Ibit, Ar, dan Ir, lalu menumpuknya di tengah meja, juga HP-ku. Kebiasaan sambil menunggu pesanan datang, Dan akan menghidupkan personal hotspot di HPnya, lalu anak-anak mulai connect dan main game...
"Siapa yang pegang HP sebelum acara makan selesai harus bayar tagihannya," kataku.
Semua mengerang.
"Jadi bengong ini kita nunggu pesanannya datang..." kata Ibit.
Lalu semua sibuk mencari kesibukan jari. Ir mengambil tusuk gigi dan memutar-mutarnya di meja. Ar memain-mainkan lembaran tisu. Dan mengetuk-ngetuk meja dengan jari. Ibit memilin-milin ujung kudung. Lucu.
Akhirnya aku ajak mereka main tebak kata. Setiap orang mengulurkan jari ke tengah meja, lalu akan diurutkan abjad mulai A B C hingga sejumlah jari yang dijulurkan. Setiap orang harus menyebutkan satu nama binatang yang dimulai dengan huruf di jari mana abjad terakhir jatuh. Siapa yang tidak berhasil menebak dijitak. Pelan tapi :D
Huruf pertama yang muncul adalah J. Jerapah. Dan tidak ada lagi. Lalu diulang dan muncul huruf S. Sapi, singa, siamang, serigala...
Setelah beberapa huruf, akhirnya pesanan datang. Dan HP aman di tumpukan sampai semua benar-benar selesai makan.
"Jadi sekarang siapa yang bayar?" tanya Ir.
"Ibu. Jadi sebenarnya, kalau mau, Ibu pegang HP dari tadi juga boleh, hehehe..."
***
Mungkin memang harus dibiasakan mencari aktivitas yang membuat kita bisa berinteraksi dengan orang-orang di dekat kita, ketimbang sibuk dengan gadget sendiri-sendiri...
Wednesday, October 23, 2013
Sunday, September 22, 2013
14
we make mistakes, then we regret
we can forgive, but can not forget
still we learn, some things don't deserve our sacrifaction.
=========================================================
Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine
Tuesday, September 17, 2013
The Princess Ever
New Adventure for Dek Ai'
Monday, September 9, 2013
Rules
Thursday, August 22, 2013
what flows down
Friday, August 9, 2013
Lebaran di Gunung (Edisi I)
I'm a girl from up the hill. But I always love beaches. My whole family do. Whenever we have time together, we will manage a picnic. Mostly to beaches in Yogya or Pacitan.
Biasanya, kami berkumpul di rumah Bapak-Ibu, atau di rumah salah satu dari kami ketika musim liburan sekolah. Lebaran juga jadi salah satu momen kumpul bareng.
Usually, we gather at my parents' house, or at one of ours during the school holidays. Eid also be the other moment to gather.
This Eid we were not in the mood to go to beaches. Like we always do when everyone is around, we just did simple things such as playing cards and games and set fireworks and talked here and there. And off course a walk. After shalat Eid we went to a restaurant in Karanganyar highland. They have more than just foods. Many games were ready for the kids to play while the adults had seats and talks. Some were busy taking pictures of the children.
A little lower from the restaurant area there was a tea plantation. Quite exotic. More over when we got there the sky was pouring soft raindrops. Together with the cool wind, a small coffee shop and hot instant noodle, they make the afternoon crunchy to enjoy...
Before we went home, we stopped by at Parang Ijo waterfall. Not as big as Grojogan Sewu, but beatiful. The water was even colder than the weather, but still the kids jumped in. Brr.
The day after, morning before we visited familis, we took the kids in a hiking up the hill near home. When I was a kid, my father often brought me there. It is not too high. It only needs less than 30 minutes walking to get up to the peak. Then we can look to the north and see our village. To the west and spread the view to the border of the town. To the south east and see Gajah Mungkur Dam.
It has been years since my last hiking there, the path has become easier to pass through. Cars and motor bike can run half way up. After that you just have to walk up stairs, and a little climb on the last rock to the peak.
Vacation with my siblings and the kids are always tiring. But FUN. And we're always addicted to do the next one.
Saturday, July 27, 2013
ramadhan this year
the twin cards
Saturday, July 20, 2013
Pemahaman
Thursday, June 20, 2013
(Bukan) Cah Pekok
Thursday, June 6, 2013
the accident
Thursday, May 9, 2013
Monday, April 29, 2013
Niki and the suspense.
Nanny said Niki's leg might have been crushed when Dan unpark the car out of the carport. I was opening the block gate. The kids we're at their friends' house. So there was no one who made sure no cat were lying under the car.
As the car went out, Nanny heard Niki crying out. She got out the house to check out and found Niki's leg was hurt.
No body told me about this until this morning. So I was kinda panic. We tried to seek Niki but couldn't find it. I went to office with so not abysmally feeling. I thinj I cried a little bit thinkin of Niki.
This afternoon Ir texted me saying Niki was found. One of his leg was lame and at seem hurts. I told him to just let her have some rest, give her some milk and food for her to soon be healed. Hopefully.
Huft...
Parking and unparking has been a traumatic moment. Two kitten has been killed accidentally. Now Niki get her leg hurt.
Think we have to be more careful after this.
Friday, April 26, 2013
Pancake by Ar Ir
taa daaaaa!
Wednesday, April 17, 2013
Visual Game Session
I've been wanting to make some at home and finally last night I did. I made cards of numbers 1 to 10. I'm not planning to introduce the concept of numbers now, but at least he recognize the shapes of the numbers. Hopefully it will be easier for him to understand when it comes to the concept.
We had fun. I still have more pictures of animals and fruits to work on. Soon.
Monday, April 8, 2013
Shadow Exploration
Friday, March 29, 2013
Otot
Sejak awal Dek Ai' memang tidak sabaran kalau menetek. ASI memang tidak langsung keluar sekali hisap. Harus beberapa kali hisap dulu. Nah ini yang dia tidak sabar menunggu. Menghisap beberapa kali, ASI belum keluar, dia ngamuk. Lalu nangis sejadinya. Kalau sudah begitu, susah didiamkan. Dan ndak jadi nyusu.
Iya, kalau pakai botol, susu langsung keluar di hisapan pertama. Dek Ai' bukan ndak mau ASI. Dia ndak mau netek. Sampai usia Dek Ai' tujuh bulan, aku masih berusaha meres siang malam. Lalu diminumkan pakai botol. Tapi lama-lama capek rasanya. Aku mulai males. Perlahan sufor berkuasa.
***
Dulu, Ibit sudah bisa minum pakai sedotan di usia tujuh bulan. Aku masih rajin-rajinnya ngurus bayi yang cuma satu. Ndak ada kerjaan lain. Aku buatkan alat khusus untuk melatih Ibit minum dengan sedotan. Ar dan Ir bisa dengan sendirinya, di usia 14 - 15 bulan.
Aku tidak meluangkan waktu khusus untuk mengajari Dek Ai' minum dengan sedotan, dengan harapan dia akan bisa sendiri; seperti mas-masnya. Ternyata sampai usia hampir tiga tahun dia belum bisa. Juga baru saja bisa menumpahkan air kumur dari mulutnya. Jadi sampai beberapa waktu lalu dia belum pakai pasta gigi, dan masih kumur dengan air matang, langsung ditelan.
Baru minggu lalu dia bisa nglepeh air kumur. Tapi aku belum berani kasih pasta gigi. Biar dulu.
Minggu lalu aku membuat alat seperti yang dulu kupakai mengajari Ibit minum pakai sedotan. Dari botol air mineral. Tutupnya dilubangi pas sebesar diameter sedotan. Ketika sedotan di mulut, botol sedikit ditekan untuk membantu daya kapiler air agar naik. It works. Setelah beberapa hari latihan, Dek Ai' mulai bisa menyedot, meskipun masih perlu dibantu dengan tekanan, sedikit-sedikit.
Iya, aku tahu. Botol kemasan air mineral tidak baik dipakai ulang. Jadi aku sedia beberapa buah botol, untuk ganti.
Mudah-mudahan dengan bisa minum pakai sedotan, otot mulut Dek Ai' bisa lebih kuat. Dan dia bisa lebih cepat bicara.
Thursday, March 21, 2013
Double Ten
I don't have much to say
happy birthday
you both have been magics live's brought to us.
Friday, March 15, 2013
Meniru.
Tapi kenapa Dek Ai' tidak mau meniru bicara? Hingga pada usia hampir tiga dia belum juga bisa bicara?
Ketika memulai terapi wicara sekitar empat bulan yang lalu, aku belum punya bayangan bagaimana mengajak anak untuk meniru gerakan mulut, bersuara, apalagi yang bermakna: berkata-kata. Ternyata sebelum anak benar-benar belajar bicara, banyak hal yang harus diajarkan.
Hal pertama mengajar Dek Ai' untuk patuh selama sesi terapi. Belajar konsep. Belajar meniru.
Baru pekan yang lalu pelajaran bicara dimulai. Dek Ai' diajak duduk di depan kaca, dan meniru gerakan mulut terapis. Dan hari ini Dek Ai' mulai mau meniru 'ma' dan 'aaa' dan 'iiii'....
Bagian dari sesi terapi yang jadi favorit Dek Ai' adalah menyamakan gambar. Dua puluh gambar yang berbeda ditebar di atas meja. Setiap kali terapis mengeluarkan satu kartu, Dek Ai' harus meletakkannya di gambar yang sama. Dia bisa. Suka, malah.
Aku ingin memasukkan Dek Ai' ke kelompok bermain. Sepertinya masih ada keraguan dari pihak 'sekolah' untuk menerima Dek Ai'. Mereka meminta catatan dari psikolog, untuk memastikan apakah Dek Ai' bisa diterima atau tudak. Beuh, repotnya.
Oke, sedang dicarikan jadwal bertemu psikolog. Kita tunggu saja.
Saturday, March 9, 2013
Learn to Play
it's been a special effort to introduce toy cars to Dek Ai'. I've bought him many kinds before he accepted one. slowly he enjoyed pushing it forward and backward. later he recognized the head and the tail of the car.
so I brought him to the store and let him choose the toy car he likes. well, the affordable ones, off corse. I asked some helps from the twins, to show him how to have fun with toy cars and play together.
I've introduced him to tunnels, which is a little chair. now I am planning to build some bridges and fly overs. I'm still trying to find the materials...
the other progress is that now Dek Ai' also play with small toy cars, he formerly refused.
I know I have a lot to do. and I believe that every process, and every progress, is a special gift.
Saturday, February 2, 2013
The Telepathy
Mel and I have daughters of the same age, Emma and Ibit. Couple years ago they wrote letters each other. It was interrupted when Mel's family had to move from Oregon to where they live now. I completely understand.
Few days ago Ibit said she wanted to start writing letters to Emma again. I said i had to ask Mel their new address. Guess I was too busy, I forgot to.
Today when I got home I found a letter laid on the table. It was from Emma for Ibit. Oh wow. I felt so guilty. I thought Ibit has contacted Mel through my FB to ask their new address. Turned out she hasn't. She even was so surprise to receive the letter. And happy.
I think it is cute. Sweet. How Emma and Ibit are connected in a way I don't understand. I mean, as long as I know Emma closed her blog for family and doesn't have FB account.
Ibit said it was like a telepathy. No, off course it is not. Whatever it is, it's great. I know it might sounds like an impossible dream but, I hope one day our families will have a chance to meet up. Amin.
Sunday, January 6, 2013
The Balancing
Ibit bercerita, bahwa dia baru saja meletakkan kesempatan untuk duduk di Dewan Galang Pramuka. 'Pelajaran sudah cukup berat, dan aku sudah jadi pengurus OSIS dan Rohis. Aku ingin tetap punya waktu untuk kegiatan di luar sekolah.' Yang dia maksudkan mungkin pergi jalan-jalan atau nonton bioskop. Tapi ternyata juga termasuk ikut terlibat di aktivitasku berkesenian. Bertemu banyak orang dan sesekali tampil di pagelaran. Tentu saja ini melegakan.
Pagi ini aku mengajaknya ke pertemuan komunitas sketser, dan mampir ke pameran kaleng di seberang gedung tempat pertemuan. Barang-barang yang dipajang di pameran itu adalah segala sesuatu yang terbuat dari kaleng, baja tipis bersalut timah, dan semuanya antik. Mulai dari mainan, peralatan minum dan makan, kemasan oli, perman, minyak rambut, sampai sampo. Ada yang masih mulus tapi kebanyakan sudah karatan. Dan dijual dengan harga yang menakjubkan. Bayangkan, sebuah kaleng wadah kertas rokok lintingan yang sudah kusam dan karatan, dibanderol Rp. 100.000.
Mahal? Aku senang Ibit tidak beranggapan begitu. Dia bisa menerima bahwa semua barang di pameran itu adalah benda antik dengan sejarah keberadaannya, bukan barang rongsokan. Dan dia bukan sekedar senang, tapi bangga mendapat kesempatan melihat pameran itu. Keren, katanya. Dia tidak sabar ingin menceritakan pengalamannya hari ini kepada teman-teman sekolahnya besok.
"Tidak ada anak di sekolahku yang seberuntung aku, bisa melihat pameran unik seperti itu."
Dan tidak ada ibu yang sebahagia aku, bisa membuatnya begitu bangga dan gembira dengan mengajaknya melakukan hal-hal (yang tampaknya) sederhana. Yang lebih membahagiakan, sebenarnya, adalah dia mulai memahami bahwa dia butuh aktivitas lain selain nggekeng di dalam pagar sekolah.
Menjadi materi refreshing tapi juga menambah pengetahuan.
Kapan-kapan kita nonton pameran lukisan ya, Mbak Ibit ;)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Thursday, January 3, 2013
The Intelligence
It is sad to hear some one says that your child is stupid, isn't it? Or some thing not exactly that word. Just a sentence such as 'oh, this kid is not stupid ya', which means for once this person thought the kid is.
Sedih nggak sih, kalau dengar ada orang mengatakan anakmu 'bodoh'? Meski ngga senyata itu sekali pun. Misalnya, 'oh, ternyata anak ini nggak bodoh ya'. Yang berarti dia sempat berpikir ini anak bodoh.
I believe every child has their own intelligence. My baby is not speaking yet, may be he's just not there, yet. But when he face his tablet he knows where to touch to get to the games he likes. And he knows how to play the games. He knows how to find his favorite videos and music. He knows what to do with his toys, books, shoes, clothes, milk bottles...
Aku sih percaya, setiap anak mempunyai kecerdasan sendiri-sendiri. Bayiku belum bisa bicara, ya mungkin karena dia belum sampai ke sana. Tapi kalau dia sedang menghadapi tablet-nya, dia tahu caranya menuju games kesukaannya. Dia bisa main gamenya. Dia tahu caranya membuka video dan foto-foto favoritnya. Dia tahu harus berbuat apa dengan mainan, buku, sepatu, baju, botol susu...
He knows a lot more than what people around him think he does.
Dia tahu lebih banyak dari yang diperkirakan orang-orang di sekelilingnya.
Maybe he just needs more stimulant than other kids need. And that's what we'll give.
Mungkin dia cuma butuh lebih banyak rangsangan dari pada anak lain pada umumnya. Kasih dah...