Monday, September 8, 2014

Pas Photo

Aik tidak pernah mau diam untuk difoto. Gambar-gambar dia hampir semuanya candid. Untuk beberapa foto rame-rame dia mau ikut, dengan syarat take-nya harus heboh dan meriah. Itu pun dia harus dalam keadaan 'terikat'. Dipangku, dipeluk, atau sekedar dipegang tangannya.

Foto untuk dipasang di buku laporan di tempat Aik 'sekolah' seharusnya sudah dikumpulkan sejak setahun yang lalu. Tapi aku selalu merasa awang-awangen untuk mengajak Aik berfoto di studio. Kutunda-tunda terus. Mau dipasangi foto candid kok ya gimana gitu.

Akhirnya kemarin sore aku niatkan membawa Aik ke studio photo. Sejak awal saat ganti baju, aku jelaskan bahwa Aik akan berfoto. 

Sampai di studio photo Aik tampak senang. Tapi ketika masuk ke ruang pengambilan gambar dia agak mundur. Remang dan sepi. Butuh beberapa saat sebelum akhirnya dia merasa nyaman, ketika menemukan angka '2' yang menjadi tanda nomor ruangan. Lalu dia mulai mencari-cari angka lain. Aku biarkan dia bergerak ke sana kemari.

Aku ajak dia melihat proses pengambilan gambar sebelum dia.

"Nanti Aik foto ya"
"Ya"
"Duduk di kursi itu"
"Ya"
"Lihat lampu besarnya..."

Sebelum pengambilan gambar, aku meminta fotografernya untuk nanti lebih sabar dan telaten. Aik mungkin butuh waktu lebih dan trik khusus agar mau difoto. Aku belum tahu apa...

Saat tiba gilirannya, ternyata Aik tidak mau duduk di kursi foto. Dipegangi pun tidak mau, apalagi duduk sendiri. Fotografernya bilang boleh sambil berdiri. Dia ikut memanggil-manggil Aik dan melucu. Mengambil gambar sejak Aik masih berontak (dan emaknya masuk frame sepotong-sepotong), sampai akhirnya Aik mulai tenang, mau tersenyum. 


Ganteng kan? ^^