Memang tidak pernah bisa diduga hal apa yang bisa mengacau mood Aik. Pertanyaan itu membuat dia tantrum sepanjang hari. ‘Tidak naik kuda! Naik kuda tidak mau!’ Kalimat itu diulang terus, meskipun kami sudah bilang ‘Tidak.’ Meskipun sudah dijawab, bahwa kalau Aik tidak mau, ya tidak usah naik kuda.
Beberapa saat tenang, tiba-tiba muncul lagi. Begitu terus sampai saat akan tidur siang, setelah bangun, sepulang mengaji, bahkan sampai saat makan malam di rumah.
Sebelum tidur, di kasurnya, dia mulai lagi. Aku sudah resah, karena kalau dia berangkat tidur dalam tantrum, tidurnya tidak akan tenang, bangunnya pun rewel.
“Mami...”
“Ya...”
“Aik tidak naik kuda.”
“Tidak. Sudah selesai. Kita sudah pulang. Tidak naik kuda.”
Kupikir dia akan mulai menangis lagi. Tapi ternyata.
“Mami nyanyi.”
“Nyanyi apa?”
“Pada hari minggu.”
Ya Tuhan.
“Mami nyanyi aja. Aik tidak naik kuda.”
Aku menyanyi lagu Naik Delman. Aik ikut berteriak ‘hey!’ dan tik tak tik tuk.
Sesudahnya dia tersenyum. Tenang. Sama sekali tidak ada tanda-tanda kekacauan.
“Good night Aik”
“Good night Mami.”
Lampu kamarnya kupadamkan. Aku keluar. Kurasa dia segera tidur, tidak lama setelah kutinggalkan.
No comments:
Post a Comment