Sejak punya bayi pertama kali, aku menganggap imunisasi itu penting. Seingatku, dulu adem ayem saja tidak ada pro kontra. Makin ke sini punya bayi makin rumit. Soal ASI diributkan. Soal MPASI jadi ramai. Soal imunisasi jadi pro-kontra. Bahkan soal melahirkan spontan atau sesar pun jadi versusan.
So.
Aku masih termasuk ibu-ibu yang menganggap imunisasi itu penting. Yang tidak mau, dengan dalih agama atau pun kesehatan atau persediaan danau orang Yahudi, ya silakan.
Lepas dari semua itu, yang terpenting adalah, ternyata Aik tidak menangis sama sekali waktu disuntik imunisasi di sekolah!
Mengingat Aik tidak dengan mudah membiarkan orang lain menyentuhnya, kecuali untuk hal yang pasti-pasti (memandikan, membantu pipis, sikat gigi), jelas aku khawatir Bu Dokter dan Bu Guru di sekolah akan kesulitan memegangi Aik saat disuntik. Lha gimana, periksa di Bu Bidan saat pans batuk pilek aja susah. Apalagi aku tidak bisa datang ke sekolah untuk mendampingi.
Maka pagi sebelum berangkat sekolah, aku 'sosialisasi' ke Aik tentang suntik menyuntik ini. Harusnya malam sebelum tidur sih, momen yang biasanya paling nyaman untuk ngobrol dan bermain. Tapi semalam lupa, jadi ya sudah paginya saja, sebelum aku berangkat kerja.
Aik baru bangun tidur dan masih kriyip-kriyip. Waktu aku katakan padanya bahwa nanti di sekolah dia harus suntik, ya dia 'iya - iya' saja. Tapi iya yang sambil kriyip-kriyip itu kok kurang mantab. Apalagi Aik belum pernah tahu apa itu suntik.
Untungnya kami punya spuit kecil yang dulu dipakai untuk memberi minum susu pada anak-anak kucing yang tidak mau menyusu ke ibunya. Jadilah kami main dokter-dokteran sebentar. Aku minta Aik untuk 'menyuntik'-ku, dan gantian aku 'menyuntik' Aik. Agak males-malesan juga dia, karena masih ngantuk. Tapi yang penting dia mengenal aktivitas itu, dan tahu bahwa itu 'tidak sakit'.
Aku bilang, 'Nanti Aik di sekolah, kalau disuntik boleh nangis. Sakit sedikit tapi nggak papa.'
Usai imunisasi, Bu Guru langsung upload gambar anak-anak hebat yang, ternyata, tidak satu pun, menangis saat disuntik. Hebat semua!
Miss Lulu, shadow teacher Aik pun sama cemasnya denganku. Sudah bersiap harus berusaha sekuat tenaga memegangi Aik. Ternyata Aik menurut, dan tidak nangis sama sekali. Bahkan sehabis suntik malah 'tawa-tawa' :)))
Entah apakah karena paginya sudah diajak main suntik-suntikan, atau karena melihat teman-temannya tidak menangis saat disuntik (ini juga mengkhawatirkan, karena melihat anak kecil lain menangis bisa membuat Aik tantrum), atau karena keduanya, yang jelas rasanya legaaaaaa. Semoga bermanfaat untuk kekebalan Aik.
Terima kasih Miss Lulu, terima kasih bu guru semua, terima kasih Bu Dokter.
4 comments:
Yay!!!! Dek Aik hebaaaaatttt....
Aik Keren!!!
Aku dulu pas suntik deg2 gan. Ada temen nangis, tp gak ikutan sih
makasih Tanteeee....
wh keren si Aik!
saya waktu SD dulu beraninya disuntik setelah temen sebangku yg berani maju duluan, saya orangnya mudah dpanas2in sih haha
Post a Comment