Monday, October 27, 2014

Ileus and I

Beberapa waktu yang lalu aku sempat menulis, 'Gusti, panjangaken usus kawula.' Tuhan, panjangkan ususku. Dalam Bahasa Jawa, dawa ususe artinya sabar. Orang yang panjang ususnya adalah orang yang sabar. Dan memang itu yang kuminta, agar diberi kesabaran. Aku lupa kenapa waktu itu merasa harus minta tambahan kesabaran.


Seminggu kemudian Tuhan kabulkan permohonanku. Aku dilatih untuk bersabar. Dan dalam makna sebenarnya, ususku benar-benar dipanjangkan, diluruskan dari kondisi abnormal: mluntir. 

Macam-macam komentar teman yang kukabari tentang keadaanku. Ada yang bilang aku kebanyakan olah raga. Yang lain bilang aku terlalu banyak melakukan gerakan yoga yang mluntir-mluntir. Hm... make sense... NOT!

Ileus yang Misterius.

"Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu berhenti. Seperti halnya penyumbatan mekanis, ileus juga menghalangi jalannya isi usus, tetapi ileus jarang menyebabkan perforasi."

Hasil dari browsing sana sini, ileus mungkin disebabkan oleh infeksi, ada tumor, habis diare hebat, kelainan di luar usus (misalnya gagal ginjal atau kadar elektrolit abnormal), kelenjar tiroid kurang aktif. Dalam kasusku sendiri, usus yang mluntir itu terjadi karena ada bagian usus yang mestinya berada di bawah, menempel permanen ke usus di atasnya dan membentuk jaringan ikat. Di titik tempat usus mluntir itu terjadi perlengketan. Di situlah terjadi sumbatan.

Bagaimana ususku bisa berlaku aneh-aneh begitu, menurut Dokter Ardiyan yang mengoperasiku, mungkin terjadi sebagai efek dari operasi usus buntu yang kujalani lebih dari 15 tahun yang lalu. Saat itu si usus buntu sudah radang hebat hampir pecah. Mungkin ada bakteri yang sempat menyebar ke usus halus dan menyebabkan kejadian aneh itu. Halo, 15 tahun yang lalu lho. Sama sekali ga ada hubungan dengan yoga yang belum genap setahun kuikuti...

Hal lain yang menakjubkan adalah, ususku di bagian atas sumbatan membesar. Diameternya sampai 2 inci. Sementara yang di bawah sumbatan mengecil, lebih kecil dari ukuran normal. Lagi-lagi menurut keterangan dokter, karena sumbatan itu sebenarnya sudah lama terjadi, aliran makanan di ususku selama ini memang tidak normal. Usus di atas sumbatan bekerja keras sampai melar, makanan tidak lewat dengan lancar, hanya mengalir sedikit melewati sumbatan (yang selama ini) belum rapat benar. Usus yang hanya kelewatan sedikit itu mengecil.

Masih misteri bagiku. Jika memang ususku sudah membengkak bertahun-tahun, kenapa baru sekarang perutku melembung? Serius, biasanya perutku kecil rata mirip punya Gwen Stefani, dan bikin iri banyak orang...

(Salah) Diagnosa.

Jika memang penyumbatan itu sudah terjadi perlahan selama bertahun-tahun, kenapa aku tidak merasakan apa-apa? Nah itu lah. Aku sudah merasakan apa-apa. Aku merasakan semua gejala ileus: kembung, muntah, kram perut. Gejala itu kurasakan cukup sering. Beberapa bulan sekali dalam beberapa tahun terakhir. Sakitnya bukan main. Dan setiap kali dibawa ke dokter, diagnosanya selalu: maag. Bahkan beberapa kali sempat dirawat inap juga, diagnosanya sama. Obat yang diberikan ya obat maag. Aku sampai hapal. Inpepsa, buscopan, omeprazol. Anehnya kok ya segala rasa sakitnya hilang setelah diberi obat-obatan itu. 

Aku sempat heran, kenapa setelah aku disiplin tidak pernah telat makan, tidak lagi minum kopi, tidak makan pedas; tetap saja maag kambuh hebat sampai guling-gulingan? 

Karena ternyata bukan maag. Barangkali sebelum-sebelum ini, dengan istirahat, sumbatan ususnya terbuka lagi sedikit-sedikit, aliran usus jalan lagi. Tidak jadi ileus. Dan disimpulkan memang itu maag kambuh. Baru kali terakhir ini, mluntirnya udah bener-bener, sumbatannya sudah benar-benar rapat. Tidak bisa ditawar lagi.

Operasi.

Sebenarnya tidak semua kasus ileus harus dioperasi. Ada yang bisa diatasi dengan sekedar menghisap cairan dan gas yang terus dihasilkan tapi tidak bisa jalan. Dari atas dipasang selang (NGT), masuk dari hidung menuju lambung. Dari anus juga dipasang selang. Tapi ada juga kasus ileus yang sampai harus memotong bagian usus yang mengalami sumbatan. Biasanya karena sudah rusak. Jadi bagian yang rusak itu dibuang, lalu ususnya disambung lagi.

Pada diriku sudah dicoba dipasangkan selang NGT, tapi sama sekali tidak mengurangi tekanan. Dan melihat hasil rontgen yang sudah menampakkan usus halus yang menjelma segede lengan, diputuskan memang sebaiknya dilakukan operasi.

Operasinya sih sederhana. Bedah perut selebar kira-kira 10 cm, yang jelas tangan dokter harus bisa masuk. Dicari letak sumbatannya, diperbaiki. Kembalikan usus ke posisi semula. Jahit lagi. Selesai.

Sederhana gimana. Karena melepas jaringan ikat yang tidak semestinya itu kata dokter lumayan sulit. Membebaskan sumbatan juga sempat bikin dilema. Mau dipotong, tapi sulit nyambungnya. Perbedaan kaliber yang berkali lipat itu yang bikin sulit. Dan lagi, akan rawan jebol jahitannya, jika usus bagian atas yang membesar itu mengalami tekanan hebat. 

Jadi posisi usus yang mluntir itu dibetulkan. Lalu isi usus dibersihkan. Kata dokter dipluruti perlahan sepanjang usus. Duh. Aku jadi inget Pakdhe Panijo yang membersihkan usus kambing waktu menyembelih kurban jaman aku kecil dulu. Disiram air pakai ceret dari atas, lalu Pakdhe mluruti kotoran keluar dari usus, sampai bersih.

Ajaib kalau setelah ini aku masih doyan makan iso.

Aku pengin pasang gambar ususku yang bengkak itu, dokter sempat mengambil gambar saat operasi. Tapi aku tahu tidak semua orang tahan lihat gambar jeroan. Jadi aku pasang saja gambar dramatis saat aku masih dalam keadaan diinfus, dipasangi selang NGT, dan selang oksigen. Untung saja tidak ada selang kateter, bingung bagaimana eksposenya...



Kentut.

Apakah memang untuk segala operasi, atau hanya operasi yang berkaitan dengan usus saja yang membuat dokter dan pasien menantikan kentut setelah operasi? Yang jelas dulu waktu operasi usus buntu, dokter juga wanti-wanti untuk segera memberi tahu jika aku sudah kentut. Kali ini juga. 

Penuh harap-harap cemas, hampir 20 jam setelah operasi, yang dinanti baru mau muncul. Itu pun lemah. Kata Dokter Indra, dokter internis yang merawatku, itu wajar karena gerak peristaltik usus masih lemah, masih dalam pengaruh anestesi. Setelah kentut aku boleh minum sedikit-sedikit.

Hari ke dua pasca operasi kentutku masih jarang dan lemah. Iya, gerak ususnya masih lemah. Aku sudah diberi jatah susu (makanan cair sih sebenarnya), tapi tiap kali habis minum perutku kembung maksimal dan sakit. Aku mogok minum. Tidak tahan menanggung sakit setiap kali habis kemasukan cairan.

Hari ke tiga hampir tidak ada perkembangan. Dokter Ardiyan meminta aku banyak bergerak. Miring ke kanan, ke kiri, kalau bisa duduk. Tujuannya untuk mencegah usus yang dilepas dari perlengketan lengket kembali di tempat yang salah. Dia tidak boleh diberi kesempatan diam cukup lama. Selain itu banyak gerak juga merangsang gerakan peristaltik usus.

"Saya tahu, sakit, memang sakit, tapi Ibu harus terus bergerak," katanya, "dan Ibu harus tetap minum. Pasti kembung. Tapi usus harus dilatih pelan-pelan."

Iya Dok. Sakit. Sakitnya tuh di sini (nunjuk perut). Sepertinya ususku tetap bengkak, perutku sampai mblendung seperti hamil tujuh bulan. Kembungnya sampai begah. Dan sakit.

Tapi aku tidak mau ususku lengket lagi. Gila apa, sudah dibelain belek-belek begini. Akhirnya aku memaksakan diri mengubah-ubah posisi. Miring ke kanan. Miring ke kiri. Setiap satu jam. Bahkan malam ketika harusnya mata pejam. Padahal sakitnya pada saat berubah posisi itu seperti diinjak... (eh, diinjak kaya apa sih rasanya?).

Aku mencoba duduk. Awalnya dengan meninggikan kasur bagian atas. Lalu lepas duduk sendiri. Turun. Berdiri. Berjalan mondar-mandir di ruangan. Sambil terus memaksa diri minum susu yang disediakan.

Pagi hari ke lima aku bisa BAB. Ini hal besar kedua yang dinanti setelah kentut. Berarti gerakan ususku makin bagus. Setelah itu walaupun dalam volume dan bentuk yang masih belum konsisten aku bisa BAB tiap hari.

Aku makin bersemangat banyak bergerak. Tidak cuma jalan mondar-mandir, aku senam. Serius. Jatah susu 5 gelas sehari aku habiskan. Tapi suplai nutrisi untuk tubuhku masih bergantung pada cairan infus. Saat itu selang NGT masih dibiarkan terbuka. Sebagian dari susu yang kuminum keluar lagi dari lambung melalui selang, ditampung di kantung di ujung selang, lalu dibuang. Mubadzir ya? Iya. Maka selangnya kemudian dicoba diklem agar semua susu yang diminum masuk ke lambung dan bablas ke usus. Boleh dibuka jika ternyata usus tidak sanggup meneruskan susu dan terasa kembung yang menyakitkan. 

Malam pertama aku sempat membuka klem karena kembungnya sampai sakit beneran. Tapi paginya kututup lagi dan sampai hari ke delapan tetap tertutup rapat. Kembung sih kembung, tapi sakitnya masih bisa kutahan. Dan aku bilang pada ususku, "Tahan ya. Be good to me. Ayo gerak. Gerak. Gerak terus sampai muara...."

Sekarang dan Masa Depan.

Hari ke tujuh infusku dilepas. Hari ke delapan selang NGT dilepas. Aku boleh mulai makan makanan padat. Dari biskuit yang dicelup susu sampai hancur. Lalu puding. Lalu bubur sumsum. Lalu bubur plus sayur yang diblender. Hari ke tiga belas, hari terakhir dirawat aku sudah bisa makan bubur beras dan sayur yang tidak diblender.

Aku sudah pulang. Meskipun gerakan usus sudah bagus tapi belum normal. Ukurannya juga. Butuh waktu entah berapa bulan untuk penyesuaian lagi. Perutku masih gendut walau sudah tidak sebuncit sehabis operasi. Masih kembung setiap kali habis makan. Aku masih harus tetap bergerak seperti biasa. Agar ususku tetap bergerak sebagaimana mestinya. Aku tidak mau mengalami kemungkinan buruk terjadi lagi sumbatan. Karena kalau itu terjadi bakalan ngeri. Aku tidak mau bahas. Optimis saja semua akan baik-baik saja. Butuh waktu. Butuh kesabaran. Butuh lebih lama ndawakke usus.

Gusti, paringana kekiyatan....


47 comments:

Enci harmoni said...

merinding bacanya....masih terbayang sakitnya menanti kentut yang tak kunjung keluar pasca SC, melilit2 rasanya...cepat sembuh mak...

Mira Aqila said...

syafakillah ya mba latte, cpt sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa..
amin
#mira aqila

oRiN said...

huaaa... terbayang sakitnya... aku selama ini sering maag sampe guling-guling... mudah-mudahan memang maag...

semoga cepat sembuh ya mak... tetap semangat :)

Istiadzah said...

Aku baru denger ileus, mbak. Makasih udah sharing, paling engga aku jd tau ada penyakit namanya ileus dan gejala2nya.

Semoga cepat pulih ya Mbak. ^_^

Lindaleenk said...

lekas sehat mbak, kok serem ya :|

RiskiRingan said...

Semoga cepet sembuh total, ususnya bekerja dg sebagaimana mestinya lagi.. amiin.
Terimakasih info ttg ILEUSnya, sy baru tahu ttg ileus. Dulu pernah sih, perut kanan sakit banget, saya kira radang usus buntu ternyata tidak, usus saya hanya kram.

E. NoviaMF said...

Syafakillah Mbak Latree
TFS, Mak.
Kemarin sempet denger katanya salah satu penyebab ileus itu obat diare yg di pasaran tapi entah juga sih. (Bkn ahli yg ngmg)

HM Zwan said...

Aamiin....
Semoga lekas sembuh dan sehat kembali
Makasih mbk sharingnya...

Moocen Susan said...

oh ini efek operasi usus buntu ya mak, apa dulu suka makan mie instan mak? semoga lekas sembuh ya

momtraveler said...

Duuhh mbak merinding ini bacanya... syafakillah ya mbak

wuri said...

Merinding bacanya :( Semoga lekas sembuh ya Mbak :*

Latree said...

Oh ternyata habis SC juga nunggu kentut ya mbak Enci? Aku sih ga melilit. Entah deh yang kurasakan itu, tidak bisa didefinisikan hehe...

Latree said...

Terima kasih mbak Mira, semoga dirimu juga senantiasa dilimpahi kesehatan :)

Latree said...

Semoga memang 'hanya' maag. Eh jangan sepelekan sakit maag ya Orin... tetep lebih baik jangan sakit. Sehat dan semangat selalu! :D

Latree said...

Makasih juga Isti :)

Latree said...

Makasih Linda. Kalau dibayangkan memang serem. Kalau dijalani baru... lebih serem :))

Latree said...

Makasih mbak Riski. Semoga cukup tahu ttg ileus, tak perlu mengalami... sehat selalu :)

Latree said...

Makasih mbak Novia.
Obat Diare kan memang salah satu cara kerjanya mengurangi gerakan peristaltik usus. Nah kalau kebablasan sampai ususnya stop itulah terjadi ileus. Soal obatnya bisa saja yg dijual bebas atau diresepkan dokter. Kayanya kl dr dokter malah lebih keras ya hehe.. wallahua'lam..

Helda said...

Semoga lekas sehat, Mbak. Bacanya kok aku meringis2 sendirian :( kebayang dimasukin selang di sana sini.

Latree said...

Terima kasih mbak Zwan :)

Latree said...

Pada kasusku diduga memang efek operasi usus buntu, mbak Susan.
Mi instant? Dari dulu sampai sekarang tetep suka. Siapa sih yang ga suka mi instan? Hehe... tapi bukan yang tiap hari makan mi instan gitu...

Latree said...

Amin, makasih mbak Muna...

Latree said...

Makasih mbak Wuri :*

Latree said...

Makasih Mbak Helda...
Ndak usah dibayangkan, cukup aku yang rasakan :D

Ms Mushroom said...

mbak latri, cepat sehaat, semoga bisa beraktifitas normal lagi :)

echaimutenan said...

Seng sabar yo mak...cept sehat kembali

Latree said...

Makasih Fenty :)

Latree said...

Makasih Mbak Echa :)

Uniek Kaswarganti said...

Semoga enggak kumat2 lagi yo mbakyuuu... selamat beraktifitas, kurindukan kelincahanmu spt biasanya ;)

Latree said...

Makasih mbak Uniek... aku juga sudah rindu jejingkrakan lagi hehe...

ririn sjafriani said...

Semoga cepet sembuh ya mak, semangaattt :)

Ika Koentjoro said...

Makasih udah sharing mbak. Aku mau tanya2 lewat japri boleh nggak mbak?

Sary Melati said...

Mules aku bacanya, Mak :(
Lekas sehat, yaa. Supaya bisa yoga lagi *hug*

Latree said...

Makasih mbak Ririn :)

Latree said...

Tentu saja boleh mbak Ika, silakan..

liannyhendrawati said...

Semoga lekas pulih dan sehat kembali ya mb La.
Adikku lahiran caesar dulu itu, juga nunggu kentut dulu baru boleh minum makan.

Fa said...

La... semoga cepet pulih dan sehat kembali yaaa... Soal 'judgment' aneh-aneh dari org yang tidak/kurang tau itu memang selalu ada ya, nggak usah diambil hati say ^.^

btw, semoga ke depannya sehat selalu ya La...

hugs!

Irma Senja said...

Baca ini aku ngilu *_*
Sayangnya doa mba latre gak Tuhan kabulkan buatku. Ususku skg jauh lebih pendek dr ukuran normal 😄

Latree said...

Matur nuwun mbak Lianny :)

Latree said...

Makasih Fa. Iya sih maunya cuek aja. Tapi judgement saat kamu sakit itu bikin makin sakit... haha

Semoga dikau sehat selalu, dan sukses programnya ya :)

Latree said...

Mbak Irma, walaupun usus yg sebenarnya menjadi lebbih pendek, semoga tetap menjadi orang yang 'dawa ususe', manusia yang sabar... *peluks*

Satya Elizabeth said...

Ooo itu..
Potong berapa cm mb?
Temanku 3 minggu lalu operasi untuk kasus sama tapi parah dipotong 44 cm
2 minggu kemudian setelah kondisi membaik dipotonv lagi 10 cm untuk kebocoran dan pelengketannya.. karena gak mungkin sekaligus operasinya.
Semoga mb diberi kekuatan kesabaran dan keyakinan selalu. GBU

Fa said...

Hahaha iya La, aku bisa membayangkan rasanya. Pasti serupa dg judgement kamu ga hamil2 karena kurang sedekah dll.

Btw, kemaren bayi tabungku gagal, dan sementara ini msh mo coba break duli dari program2 yg lain :(

mutia ohorella said...

Alhamdulillah...yg penting sudah bisa makan ya Mbak. Sekecil apapun perubahan kita syukuri. Salam dan doa, Semoga kesabarannya jadi jihad.Amiin

Gundul Mantul said...

kasusnya persis seperti yg di alami istri sya, cuma istri sy usux mesti di potong n disambung lagi, itu operasi awalx, selanjutnya lengket lg mesti di op lgi n tidak bisa di sambng krn diameterx yg berbeda mesti di tempel, sampai sekarang masih di rumh sakit sudh 40 hari

Unknown said...

cepet sembuh ya...sama seperti bapa saya tercinta...dia operasi tumor usus alus juga baru pulang semalam tgl 31 desember 2015,stlah dirawat 13 hari,tapi masih pake selang di perutnya,karena ada bagian usus yg ditaro diluar,organ ini berfungsi u/saluran nutrisi,jdi makanan yg kita makan akan jd cairan nutrisi,nah bagian ini yg mengeluarkan cairan tersbut, jadi cairan yg keluar ditampung sementara untuk di teruskan ke usus besar dg cara manual/ dibantu pake spuit,dimasukan manual ke lubang usus besar,dokter bilang ini akan berlangsung selama 2bulan,jika jaitan di usus yg di operasi sudah kuat baru bapa saya akan melakukan operasi pemasukan organ yg ditaro diluar tadi...mohon sarannya mba..tq

Unknown said...

cepet sembuh ya mba,sama seperti bapa saya,klo dia bagian usus nya ditaro di luar tepatnya di perut bagian kanan...untuk baru pulang tgl 31des2015,