Monday, August 18, 2014

Remaja Yang Kami Cintai.

Tahun ini usia Ibit 14, sudah kelas 9.

Bulan lalu, ada tawaran kredit motor murah khusus karyawan kantor Dan. Murahnya kebangetan sampai menggemaskan bikin ndak tahan. Meskipun kami sepakat bahwa anak-anak baru boleh berkeliaran naik motor sesuai usia yang ditetapkan, iseng-iseng Dan menawari Ibit, kalau seandainya dibelikan motor dia pengin yang apa.

Ketika anak-anak seusianya merengek bahkan ngambek minta diajari bahkan dibelikan motor, inilah yang dikatakan Ibit menjawab tawaran bapaknya.

"Aku belum pengin naik motor. Kalau aku bisa naik motor, nanti aku malas jalan kaki. Kalau boleh, uangnya dibelikan kamera saja."

Selama ini Ibit berangkat sekolah bareng aku, dan pulang naik bus sambung ojek dari jalan raya sampai rumah. Begitu juga kalau dia pengin jalan bareng teman-temannya, ke mana saja naik angkutan umum. Ada jatah bulanan untuk transport dia. Kecuali sedang sangat capek, Ibit memilih jalan kaki ketimbang naik ojeknya. Uang ojeknya, 3000 rupiah, dia simpan. Kadang buat jajan, kadang buat beli buku, dan sekarang sedang rajin nabung karena pengin beli iPhone :D

***
Lebaran kemarin, sempat Mbah Kakung (ayah Dan) menanyai Ibit, sudah bisa naik motor atau belum.

"Belum."
"Bapak ndak ngajari?"
"Bapak mau ngajari, malah mau beliin, tapi aku nggak mau."
"Kenapa? Bapakmu itu kelas 6 SD sudah bisa naik motor lho!"
"Iya, aku tahu. Teman-temanku juga sudah pada bisa."
"Lha kenapa Ibit ndak mau? Apa apa? Ibit suka motor apa? Bapak mau beliin Mio apa Vario? Ibit suka yang matic apa yang manual?"
"Nggak Mbaaaah. Aku nggak mau belajar naik motor. Nanti kalau sudah SMA aku mau langsung belajar nyetir mobil ajah!"

Lalu dia berlalu meninggalkan Mbah Kakungnya terbahak.

***
Dan sudah belajar naik motor bebek punya Mbah Kakung sejak kelas 6 SD. Aku sendiri baru diajari naik motor oleh bapakku saat kelas 3 SMA, 17 tahun. Ar dan Ir, yang sekarang kelas 6, sebenarnya juga sudah minta belajar naik motor. Kawan-kawan sebaya mereka di perumahan sudah bisa semua. Tapi aku dan Dan tetap bilang 'tidak.' Tidak, sampai saatnya tiba.

***



Karena naik motor memang bukan hanya soal kakinya 'nyampai,' ngegas dan ngerem. Ada kewaspadaan yang harus dipasang, atas segala gerak pengguna jalan lain. Ada emosi yang harus dikendalikan, merespon segala kemungkinan kejadian di jalan. Ada tanggung jawab atas keselamatan dan kenyamanan diri sendiri dan orang lain.

 Ya sudah lah. Kamera saja. Bekas ndak papa ya. 

Selamat ulang tahun. We love you.

3 comments:

Rita Asmaraningsih said...

Ada baiknya remaja seusia itu jangan duli diberi kebebasan menggunakan sepeda motor.. Mengingat secara emosional usia mereka masih labil ...nice post..

HM Zwan said...

Ibit kerennn..suka nih remaja yg model begini..mintanya kamera,kok kita sehati ya bit hehe.....bt ibit,baarokalloh....tambh cantik,sehat,pintar dan berkah usianya :)

oRiN said...

Selamat ulang tahun, Ibit... senang ya punya orang tua yang kompak dan juga sehati dengan Ibit... suka sebel soalnya kalo liat anak orang lain keliaran pake motor di jalanan...