Lain lagi dengan Dek Aik. Terus terang aku agak bingung menangkap keasyikan apa yang dia sukai. Maksudku, aku tahu dia suka nonton aneka video belajar untuk bayi dan anak-anak atau main subway surfer. Dia suka bermain dengan huruf dan angka. Dan cukup betah bermain mobil-mobilan (aku butuh berbulan-bulan untuk membuat dia mau bermain mobil-mobilan). Tapi dia menolak diajak mencorat-coret apalagi mewarnai gambar. Dia menolak bermain lego.
Barangkali karena sudah terlalu lama tidak punya bayi (yang kemudian jadi batita lalu balita) setelah Ar dan Ir, tapi tidak juga banyak-banyak baca karena merasa sudah pernah menjalani. Aku memeras lagi ingatan, apa yang kulakukan jaman Ibit atau Ar Ir bayi. Bagaimana membuat mereka bermain. Tapi rasanya nihil. Mereka seperti bisa menemukan permainan mereka sendiri. Suka keluar rumah, nemu ranting, mengganggu laba-laba yang sedang bertapa, main sepeda...
Lalu aku mencoba memulai bermain dengan apa yang sedang Dek Aik suka sekarang-sekarang ini, yang dia lihat di video belajar. Huruf dan angka. Teletubbies. Bentuk dan warna. Apa pun kuhubungkan dengan itu. Aku menggambar sendiri bentuk-bentuk lingkaran, kotak, segitiga, bintang, hati. Lumayan, dia tidak menolak untuk mewarnai, meskipun tidak betah cukup lama juga. Aku mengajak dia mencoret di whiteboard menuliskan huruf dan angka. Menggambar teletubbies. Lumayan betah 10 menit. Menyusun toples plastisin menjadi menara, sambil menghitung, karena dia tidak mau bermain dengan plastisinnya.
Kemarin dari sore sampai jelang tidur, aku merasa sukses karena hampir full menjauhkannya dari handphone dan tablet. Kebetulan kakak-kakaknya sedang berlibur di Embah. Embak juga sedang agak tidak enak badan, kusuruh tidur saja, istirahat. Aku punya waktu sepenuhnya berduaan. Dengan Dek Aik. Aku menyuruh dia duduk di keranjang cucian, lalu kudorong keliling ruangan. Aku mengajaknya menyusun lego menjadi pesawat, dan bahagianya, dia tertarik. Lumayan betah.
Yang paling seru dari semua adalah pura-pura jadi anjing... --"
Iya, salah satu aktivitas di kelas terapinya adalah merangkak. Aktivitas ini tetap diberikan meskipun dalam tahap perkembangannya dia sudah melalui merangkak sebelum berdiri dan berjalan. Dan entah kenapa dia suka sekali merangkak. Meskipun di kelas terapi sudah tidak dilakukan lagi, ganti dengan aktivitas lanjutan, dia masih suka melakukannya di rumah. Dan, harus ada yang merangkak bersamanya. Keliling rumah, keliling meja, naik turun tangga.
Salah satu kebiasaan barunya adalah menggenggam mainan di kedua tangannya. Bisa apa saja. Kadang lolipop, kadang mobil-mobilan, kadang sisir, sendok, botol minyak telon. Digenggam aja gitu, dibawa ke mana-mana, kadang sampai dibawa tidur. Kebetulan kemarin dia sedang menggenggam dua mobil-mobilan kecil ketika dia mengajakku merangkak. Karena aku lihat dia kesulitan merangkak sambil menggenggam mainan, aku ajari dia untuk menggigit satu mobil-mobilan. Satu lagi aku yang gigit. Lalu kami merangkak dengan bebas ke mana-mana.
Sialnya dia suka. Padahal mulutku sudah pegal nian, tapi dia tidak mau berhenti. Setiap kualihkan ke permainan lain, tidak lama pasti dia menyodorkan mobil-mobilan ke mulutku, 'Bibih... bibih..." (maksudnya 'gigit'), lalu menarik badanku ke lantai, merangkak. Oke deh. Punggung dan lutut masih tahan, tapi sungguh, rahang dan otot mulut benar-benar sampai kram. Dan herannya, Dek Aik tetap semangat. Meskipun berkali-kali mobil jatuh dari mulutnya, sambil ketawa dia pasang di mulut lagi, merangkak lagi. Ini hebat, karena biasanya, jika dia menjatuhkan mainan walaupun tanpa sengaja, pasti marah-marah sendiri, bisa sampai nangis tantrum. Jadi kuikuti saja, walaupun ences jatuh dari mulutnya sepanjang jalur, dan aku terpaksa menapak jejaknya sambil bawa lap....
Sekitar pukul setengah sembilan, aku tidak kuat lagi. Dan sepertinya dia juga kecapekan. Minta mimik susu. Kupikir setelah minum susu dia akan tidur, ternyata bangun lagi. Tapi aku sudah nyerah. Jadi kubiarkan saja, ketika dia meraih tab dan mulai main subway surfer. Aku suka melihat dia main game itu, aku sendiri ga bisa hahaha...
Pukul sembilan kutarik pelan tabnya. Kuajak dia tidur. Beneran capek dia, nyerah dan pasrah. Dan, oh ya, hal membahagiakan lainnya akhir-akhir ini, adalah, sebelum tidur dia mulai mau menirukan doa sebelum tidur. Dulu dia cuma mendengarkan dan menutup dengan bilang Am..mi.. (maksudnya 'aaamiin'). Jadi sekarang aku melafalkan doa lebih pelan, per suku kata, agar dia bisa menirukan.
Ini foto lama. Semalam terlalu asyik kami bermain, sampai aku tidak sempat ambil gambar apa pun :D |
Last night was totally a quality time we had.