Buatku mereka bukan anak kedua dan ketiga. Tapi 2a dan 2b, karena mereka berdua kuhamilkan (bahasanya...) Di kehamilanku yang kedua.
Sampai hari ke-10 setelah mereka lahir, aku belum berani melepas tag di pergelangan tangan mereka. Aku masih belum bisa membedakan mana G-I (Ar) dan mana G-2 (Ir). Untung Mbah putrinya kemudian nemu bahwa unyeng-unyeng Ar dua, dan punya Ir satu. Langsung aku gunting tagnya.
Di awal-awal pertumbuhan mereka, aku membedakan mereka dari rambut Ar yang lebih lebat. Itu cara termudah, sebelum memperhatikan bahwa muka Ir lonjong dan Ar cenderung kotak. Bagaimana pun, ketika mereka mulai semakin besar, berjalan, berlari... Makin susah membedakan kalau dari kejauhan.
Dari awal aku tidak memakaikan baju kembar. Kalau mereka pakai baju kembar, itu berarti orang lain yang belikan, bukan aku. Aku pakaikan Ar baju biru dan Ir merah. Mereka juga lebih suka pakai baju beda. Dan cuma mau kembar kalau sekalian kembaran berlima dengan sepupu mereka yang sebaya. Dan lama-lama mereka juga ngga mau lagi melulu pakai biru atau merah. Jadi taktik warna baju tidak bisa dilanjutkan.
Aku juga menerapkan taktik potong rambut. Satu masa Ar digondrongin, Ir-nya dicepakin. Nanti lain waktu dituker. Tapi kemaren potong rambut dianter buliknya. Aku lupa pesen untuk bedain, jadi dua-duanya dipotong cepak :((
Sampai sekarang aku masih bingung membedakan suara mereka di telpon. Dulu ketika Ir belum bisa bilang 'R', aku akan minta si penelepon bilang 'motor'. Tapi setelah bisa, taktik ini ga bisa lagi diterapkan...
Sore ini mereka foto untuk kelengkapan ujian kenaikan tingkat taekwondo. Kata bapaknya: yang poto satu aja ya, Ar apa Ir, kan mukanya sama. Ayo suit, yang menang poto.
Huh, bapak yang aneh!