Pertemuan Trah, biasanya diikuti minimal tiga generasi. Hari ini, pertemuan Trah Mbah kami dihadiri oleh 4 generasi. Bapak dan dua saudarinya sebagai generasi tertua, hingga buyut.
Bapak dulu tujuh bersaudara. Masing masing punya anak minimal empat dan paling banyak sepuluh. Anak-anak ini berkeluarga dan punya anak, bahkan cucu. Kalau dihitung semua jumlahnya lebih dari seratus, yang bisa hadir sekitar 75.
***
Kami lima bersaudara, ada 16 cucu, dan 2 buyut. Kalau bikin pertemuan trah, total 28 orang. Lumayan ya.
Danang dua bersaudara. Ibu mertua anak tunggal. Kalau bikin pertemuan Trah Simbah, yang datang ya bapak ibu mertua, 2 anak, 2 mantu, dan 6 cucu. Jadi 12. Lah, itu sama dengan Budhe dan 10 anaknya aja; belum mantu dan cucu cicit.
Sepuluh tahun ke depan, dengan trend usia menikah yang makin 'tua', jumlah anak yang makin sedikit (bahkan tidak menikah atau child free), pertemuan Trah bisa jadi sekedar 'pertemuan keluarga.' Tidak lagi ada pertanyaan, 'kamu cucu siapa, anak dari siapa?' Dah hapal semua.
***
Tidak semua orang menikmati acara seperti ini, karena berbagai alasan. Karena males berisiknya, males ketemu orang-orang 'yang ga kenal', sampai males dengar pertanyaan 'kapan (nikah, punya anak, nambah adik, dst)."
Tapi kami bersyukur tahun ini kami berkumpul bersama Trah dari Bapak maupun Ibu. Insya allah semua menikmati. Bapak dan budhe budhe bahagia. Semoga niat mempererat persaudaraan diridhoi Allah.
No comments:
Post a Comment