Thursday, May 29, 2014

Turning Four

Some times it is still hard to believe that he is four. It is more than just 'time flies'. It is also because I've missed much time with him. Some thing I've been trying so hard to pay off but seems never be enough.

He's in love with letters and numbers. Lately he always look around and likes to find them. When we go to a restaurant he would walk around and collect the table numbers and put them all on our table. Off course I had to ask permission from the owner and other customers.

Big sized letters and numbers are special excitements. Couple days ago when we visited Losari, he got excited reading each letter in the park. He climbed up and looked so happy to be able to touch the big letters.



Today at the airport, he noticed the gate numbers and insist to come and touch them all one by one. We did have much time while waiting for our time to board, but walking from gate to gate and back to our gate is lil bit tiring... But I accompany him to number four, for this number is being a special one for him to day. My four years old baby.



Years go by and I feel more weight burden me. Some times I want to give up but every time I look at him, I ask my self 'would you run away from your responsibility?'

No I wouldn't. Ever again.

Tuesday, May 13, 2014

Kesenangan Baru yang Sedikit Berbahaya

Bisa saja aku menganggap terlambat, ketika akhirnya Dek Aik mau (bahkan suka) bermain di wahana panjat-panjatan seperti ini. Banyak anak usia 2 tahunan sudah bersenang-senang di dalamnya. Tapi aku lebih suka fokus berbahagia bahwa Dek Aik menyukai permainan ini.



Dia tidak mau berhenti. Nyebur dan menyelam di kolam bola. Memanjat, meniti, melewati jembatan goyang, merangkak menyusur terowongan, meluncur di perosotan. Bergerak terus.



Aku terus mengawasi karena anak-anak seusia dia rata-rata lumayan 'brutal'. Sementra Dek Aik melewati setiap tantangan dengan berjalan pelan, bahkan merangkak di jembatan ayun, mereka berlari, melompat, dan kadang sengaja saling tubruk. Apalagi di bagian trampolin. Langsung kuangkat minggir. Teman-temannya lompat-lompat memantul. Aik langsung ambruk, tengkurap, dan hampir jadi korban sma k down tanpa sengaja.



Bagaimanapun, ini latihan yang bagus untuk motorik kasar dan keseimbangan Dek Aik. Mungkin aku akan sering-sering mengajaknya kemari. Yang penting tetap diawasi...

Sunday, May 4, 2014

Pemancing Air Mata

‎Kemarin di sela-sela menemani Ibit dan kawan-kawannya mengikuti lomba Kreasi Paskibra, Dan mengajak aku selfie dengan background aktivitas lomba.

'Sebentar, jangan sekarang,' kataku sambil mengusap air mata yang menetes perlahan dari sudut mataku.

'He, kamu kenapa?' tanya Dan.

Aku haru. Selalu seperti itu. Setiap kali melihat anak-anak, terlebih anakku sendiri, tampil di panggung sekedar pentas atau lomba, aku tidak bisa menahan haru. Sebenarnya, kemarin itu aku berusaha lebih keras untuk tidak mbrebes. Soalnya aku pas pakai eye-liner (yang tidak waterproof), takut luntur...

Tapi tetap saja tidak bisa. Apalagi ketika sampai momen pengibaran bendera. Memang bendera yang dikibarkan bukan Merah Putih. Warnanya hijau merah. Tapi lagu yang dikumandangkan tetap Indonesia Raya. Dan bahkan meskipun itu hanya lomba, semua orang khidmat menatap bendera naik perlahan. Aku meleleh.

Aku memang bukan Ibu teladan. Bahkan cenderung serampangan. Aku juga bukan warga negara teladan. Tapi barangkali ini sedikit sisi keibuan dan nasionalisme yang tersisa di dalam diriku.‎ Jangan sampai hilang.


Bagaimana aku bisa tidak terharu melihat anak-anak ini?